Bukti-bukti pernah adanya air di Mars kembali diperkuat dengan ditemukannya mineral baru yang mengikat air. Mineral yang disebut silika hidrat atau opal terdeteksi instrumen yang disebut Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer (CRISM) di wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) yang mengorbit di Mars.

Mineral tersebut pertama kali ditemukan di Kawah Gustav oleh rover Spirit yang menjelajah di permukaan Mars. CRISM memastikannya sebagai silika hidrat setelah memindai 500 warna yang dipantulkan dari berbagai sudut permukaan Mars saat tersorot sinar Matahari.

Silika hidrat merupakan mineral basah ketiga yang ditemukan di Mars. Selama ini hanya diketahui dua mineral yang mengikat air di Mars, yakni phyllosilicate dan sulfat hidrat. Dibandingkan kedua mineral tersebut, silika hidrat merupakan mineral paling muda.

“Ini merupakan penemuan yang mengejutkan karena hal tersebut memperpanjang keberadaan air di Mars dan tempat yang mungkin mendukung kehidupan,” ujar Scott Murchie, ilmuwan dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas John Hopkins di Maryland, AS.

Phyllosilicate yang berbentuk seperti tanah liat terbentuk antara 3-3,5 miliar tahun saat batuan beku kontak dengan air. Beberapa ratus juta tahun berikutnya, sulfat hidrat terbentuk dari penguapan air yang mungkin mengandung garam dan asam.

Sementara silikat opal terbentuk saat air tercampur material yang terbentuk dari aktivitas vulkanik atau tumbukan meteorit ke permukaan Mars. MIneral tersebut diperkirakan terbentuk dua miliar tahun lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa air masih mengalir di permukaan Mars satu miliar tahun lebih lama dari perkiraan selama ini.

MRO telah mengamati permukaan Mars sejak tahun 2006. Wahana senilai 720 juta dollar AS bertujuan mempelajari geologi, iklim, dan atmosfer Mars serta tanda-tanda air.
dan jejak kehidupan.