“LP” menurut majalah tempo

Sembilan anggota Laskar Pelangi itu hanya berdiri, tanpa suara, tanpa kata. Ibu Muslimah menahan airmata sekuat tenaga. Mereka memandang sosok Lintang yang gosong oleh matahari, sebuah sosok jenius yang “menyelamatkan” sekolah mereka dalam lomba cerdas cermat melawan sekolah-sekolah besar yang menakutkan itu.

Kedua tangan Lintang yang kurus memegang setang sepedanya dan meninggalkan mereka. Tak ampun lagi, Ikal berlari dan berlari mengejar Lintang dengan mata yang basah. Dia tahu, tak ada gunanya mengejar Lintang yang semakin jauh. Tak ada yang bisa menangkis tragedi yang menimpa Lintang.

”Ini adalah salah satu cuplikan adegan film Laskar Pelangi karya Riri Riza yang paling merobek hati,” tulis Tempo, dalam edisi terbaru 22-28 September 2008, dengan judul yang sangat menarik, ”Melukis Pelangi di Layar erak”. ”Adegan itu sama sekali tidak melibatkan dialog apa-apa, kecuali sebuah gambar sederhana, namun memberi efek ledakan dalam jiwa.”

Menurut Tempo, dalam resensi-khusus film ini yang berjudul ”Tafsir Liris dari Belitung”, film tersebut merupakan metamorfosis versi Riri. Film tersebut bercikal bakal tubuh yang sama, tetapi kemudian mengelupaskan kulitnya menjadi tubuh yang baru. Salah satu tokoh dalam novel, misalnya, kemudian meninggal dalam film. Dan ini menjadi adegan—yang tak ada dalam novel—yang sungguh menyentuh. Film Laskar Pelangi telah bertransformasi menjadi karya yang lebih realistis dan kaya akan konflik sosial.

”Dengan kata lain,” tegas Tempo, ”Riri Riza seolah mengambil novel itu sebagai sebuah inspirasi; kemudian setelah bergumul dengan Belitung dan berdiskusi dengan para tokohnya, dia mengolah kembali memoar Andrea Hirata itu menjadi kisah dengan napas sosial yang kental.”

”Sebagai film maker, Riri tak hanya telling the story, dia juga showing the story,” tambah aktor kawakan Slamet Rahardjo yang memerankan Pak Zulkarnaen, seorang tokoh yang tidak ada di novel tapi kemudian menjadi napas film bersama Pak Harfan yang diperankan dengan penuh semangat oleh Ikranegara. Semangat! Ya, akhirnya memang semangat yang ingin ditampilan oleh film Laskar Pelangi. Semangat yang tak kenal lelah untuk mengejar ilmu dari sejak buaian hingga liang lahad—bahkan pun hingga ke negeri Cina!